Kamis, 04 Februari 2010

Mengimani Kitab-kitab Allah

Beriman kepada kitab-kitab Allah adalah termasuk salah satu rukun iman, sebagaimana firman Allah azza wa jalla yang artinya: “Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya, serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)


Dalam ayat tersebut dijelaskan bahwa Allah ta’ala memerintahkan agar kita beriman kepada-Nya, kepada Rasul-Nya shallallahu’alaihiwasallam, kepada kitab-Nya yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya yakni Al-Qur’an dan juga memerintahkan agar kita mengimani kitab-kitab yang diturunkan sebelum Al-Qur’an. Dalam hadits dari Rasulullah shallallahu’alaihiwasallam bersabda, “Hendaknya engkau beriman kepada Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, para rasu-lNya, hari Akhir dan hendaknya engkau beriman kepada qadar (takdirNya), yang baik maupun yang buruk.” (HR. Muslim)

Saudariku, perlu kita ketahui bersama bahwa keimanan kepada kitab-kitab Allah terkandung di dalamnya empat unsur, yaitu:

Pertama, adalah beriman bahwa kitab-kitab itu benar-benar diturunkan dari sisi Allah ta’ala.

Kedua, beriman kepada apa yang telah Allah namakan dari kitab-kitabNya dan mengimani secara global kitab-kitab yang kita tidak ketahui namanya. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kami telah mengutus rasul-rasul Kami dengan membawa bukti-bukti yang nyata dan telah Kami turunkan bersama mereka Al-Kitab dan neraca supaya manusia dapat melaksanakan keadilan.” Ayat ini menunjukkan bahwa terdapat kitab bagi setiap Rasul, akan tetapi kita tidak mengetahui seluruh namanya. Adapun kitab-kitab yang kita ketahui namanya adalah Al-Qur’an Al-Karim yang diturunkan kepada Nabi kita Muhammad shallallahu’alaihiwasallam, Injil yang diturunkan kepada Nabi Isa ‘alaihissalaam, Zabur yang diturunkan kepada Nabi Dawud ‘alaihissalaam, Suhuf Ibrohim, dan Taurat (Ada sebagian ulama yang menyatakan kitab yang diturunkan bagi nabi Musa ‘alaihissalaam adalah Taurat, ada pula yang menyatakan bahwa bagi nabi Musa ‘alaihissalaam terdapat kitab lainnya yaitu Suhuf Musa).

Ketiga, yaitu membenarkan berita-berita yang benar dari kitab-kitab tersebut sebagaimana pembenaran kita terhadap berita-berita Al-Qur’an dan juga berita-berita lainnya yang tidak diganti atau dirubah, dari kitab-kitab terdahulu (sebelum Al-Qur’an).

Keempat, yaitu mengamalkan hukum-hukum yang tidak dihapus (nasakh) serta dengan rela dan pasrah menerimanya, baik kita ketahui hikmahnya atau tidak. Ketahuilah saudariku, bahwa seluruh kitab yang ada telah terhapus (mansukh) dengan turunnya Al-Qur’an. Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Dan Kami telah turunkan kepadamu Alquran dengan membawa kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, yaitu kitab-kitab (yang diturunkan sebelumnya) dan sebagai muhaimin terhadap kitab-kitab yang lain itu.” (QS. Al-Maa’idah 5:48). Artinya, Al-Qur’an sebagai ‘hakim’ atas kitab-kitab yang ada sebelumnya. Maka tidaklah diperbolehkan untuk mengamalkan hukum apapun dari hukum-hukum terdahulu, kecuali yang sah dan diakui oleh Al-Qur’an.

Buah Keimanan Kepada Kitab-Kitab Allah

Setelah mengetahui bagaimana mengimani kitab-kitab Allah secara benar, maka tentunya keimanan tersebut akan berdampak bagi diri seorang muslim. Diantara buah keimanan tersebut adalah:

  1. Mengetahui pertolongan Allah ta’ala pada hamba-hamba-Nya dimana Allah menurunkan kepada setiap kaum kitab yang memberi petunjuk pada mereka.
  2. Mengetahui dengan hikmah-Nya, Allah ta’ala mensyari’atka kepada setiap kaum sesuai dengan keadaan mereka. Sebagaimana dalam firman-Nya, “Untuk tiap-tiap umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang.” (QS. Al-Maa’idah 5:48)

Semoga kini engkau memahamibagaimana beriman kepada kitab-kitab Allah ta’ala secara benar. Kitab-kitab yang seluruhnya adalah kalamullah yang disampaikan oleh malaikat Jibril kepada setiap Rasul. Tunduk dan berserah diri dengan apa yang ada pada kitab terakhir yang diturunkan yaitu Al-Qur’an dengan tanpa menafikan kebenaran yang ada pada kitab-kitab sebelumnya. Mengamalkan seluruh hukumnya tanpa memilih sebagian ayat dan menolak ayat lainnya yang ini merupakan tindakan kekufuran – na’udzubillahi min dzalik-. Semoga Allah memudahkan kita dalam menjalankan syari’at ini. Hanya Allah-lah tempat bersandar dan memohon pertolongan.

Kamis, 28 Januari 2010

PERAN AQIDAH

Pertanyaan-pertanyaan yang selalu menghantui manusia dalam hidupnya adalah dari manakah ia berada (di dunia ini), kemanakah ia akan dikembalikan kelak dan apakah tujuan dari keberadaannya ini?

Pertanyaan-pertanyaan yang dilontarkan manusia kepada dirinya sepanjang masa ini memerlukan jawaban yang jitu dan memuaskan, supaya ia, berdasarkan jawaban tersebut, dapat mengambil sikap yang tegas dalam kehidupannya, meluruskan perilakunya dan menegakkan undang-undang ideal yang diminati oleh masyarakatnya.

Dengan asumsi-asumsi hampa dan tidak memuaskan rasa haus manusia akan hakekat dan realitas hidup, akidah-akidah hasil rekayasa manusia (al-’aqa`id al-wadl’iyah) mengalami kegagalan fatal dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Jawaban-jawaban yang dilontarkan oleh akidah-akidah tersebut dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan itu antara lain;‘manusia ditemukan dengan sendirinya’, ‘manusia ditemukan akibat perkembangan materi’ dan lain sebagainya.

Dan kegagalan akidah-akidah itu tidak sampai di sini saja. Mereka juga gagal dalam menciptakan formulasi-formulasi undang-undang kemasyarakatan yang dapat membina manusia dan merealisasikan kebahagiannya.

Di saat akidah dan kepercayaan-kepercayaan agama yang tidak orisinil itu menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan jawaban-jawaban yang palsu dan membingungkan dengan asumsinya bahwa manusia memiliki pencipta, akan tetapi pencipta yang serupa dengan makhluknya, akidah Islam telah berhasil menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut dengan jitu dan memuaskan. Akidah Islam mengakui bahwa manusia memiliki Pencipta Yang Maha Bijaksana lagi Kuasa yang tidak dapat dicapai dengan indra dan tidak bisa disamakan dengan manusia. Akidah Islam menegaskan bahwa manusia diciptakan untuk sebuah tujuan yang tinggi, yaitu menyembah Allah yang konsekuensinya, ia akan dapat mencapai tingkat kesempurnaan dan keabadian yang tertinggi.

Di samping itu, akidah ini juga mewujudkan naluri ideal (dalam diri manusia) yang Islam menganjurkan agar naluri tersebut selalu dikembangkan demi terwujudnya manusia sempurna di bidang pemikiran, sosial dan perilaku. Begitu juga demi terwujudnya kepribadian berakidah yang berjalan sesuai dengan akal yang terarah, perilaku yang lurus dan siap mengemban missi, tidak seperti kepribadian yang mengalami kevakuman akidah, yang seluruh perhatiannya tercurahkan kepada egoisme dan kemaslahatan dirinya. Kepribadian semacam ini akan mengalami kevakuman akal, kemelut jiwa dan kehilangan tujuan dalam hidup.

Patut untuk diingat di sini bahwa akidah Islam bukan seperti akidah (yang didefinisikan oleh) para filsuf yang tidak lebih dari sekedar teori pemikiran yang tersembunyi di sudut-sudut otak manusia. Akan tetapi akidah Islam adalah sebuah power yang (bersemayam dan) bergerak di dalam hati dan berpengaruh secara positif pada jiwa dan anggota badan. Dengan ini, orang yang memiliki akidah akan terdorong untuk berkiprah di medan jihad dan amal. Atas dasar ini, akidah Islam (pada masa kejayaan Islam) telah menjadi sebuah kekuatan yang aktif dan motor penggerak (bagi muslimin) yang telah mampu mengubah perjalanan sejarah, merombak kebudayaan-kebudayaan (yang berlaku kala itu), meletuskan revolusi-revolusi agung dalam kehidupan manusia, baik di bidang tatanan hidup sosial maupun pemikiran dan menciptakan kemenangan militer. Telah kita ketahui bersama bahwa kelompok minoritas (muslim) Makkah yang tertindas telah mampu bertahan selama tiga belas tahun menghadapi kelaliman yang melanda mereka bagai topan dengan akidah tersebut.

Akidah inilah yang telah berhasil mengumpulkan tentara sebanyak sepuluh ribu orang untuk berkhidmat kepada Rasulullah saww yang sebelumnya beliau tidak memiliki kekuatan militer dan lari dari Makkah secara sembunyi-sembunyi karena diusir oleh orang-orang kafir Makkah -. Dan orang-orang yang memerangi beliau sepanjang masa itu tidak mampu bertahan menghadapi kekuatan iman yang kokoh ini. Oleh karena itu, mereka menyerah dan menyatakan keislaman mereka di hadapan beliau atau membayar jizyah.

Muslimin kala itu memiliki sarana kemenangan yang paling kuat, yaitu akidah Islam yang telah mampu menciptakan hal-hal yang tidak dipercayai oleh manusia biasa. Akidah ini telah memberanikan Hamzah untuk memimpin Sariyah pertama Islam yang hanya berkekuatan tiga puluh pasukan berkuda ketika menghadapi tiga ratus pasukan berkuda Quraisy di pinggiran Laut Merah. Sariyah Islam ini tidak keluar ke medan laga hanya demi memamerkan kekekaran tubuh. Sariyah ini memiliki semangat juang tinggi yang hanya ingin bertujuan menumpas musuh yang kekuatannya lebih besar sepuluh kali lipat dari kekuatan dirinya.

Dan belum pernah terjadi dalam sejarah pertempuran-pertempuran Islam yang selalu menghasilkan kemenangan-kemenangan gemilang itu, kekuatan muslimin secara materi setara dengan kekuatan musuh. Akan tetapi, dari sisi jumlah dan prasarana, kekuatan mereka terkadang hanya seperlima lebih kecil dari kekuatan musuh. Kemenangan yang mereka peroleh itu bersumber dari kekuatan spiritual yang terpancar dari akidah dan kekuatan-kekuatan ghaib yang turun kepada mereka secara kontinyu. Sarana dan prasarana materi hanyalah pelengkap kemenangan tersebut.

Dengan ini, akidah adalah kekuatan yang fundamental dalam setiap pertempuran (yang pernah terjadi pada masa kejayaan) Islam dan faktor utama terwujudnya kemenangan di segala bidang.

Dan supaya kita mampu mewujudkan sebuah kebangkitan peradaban di dalam diri setiap individu muslim, (salah satu cara yang efektif adalah) kita mengingatkannya akan persembahan-persembahan yang telah dianugerahkan oleh akidah Islam ini kepada masyarakat muslim masa lampau.

Betul, bahwa seorang muslim tidak akan melucuti akidahnya dari sanubarinya. Akan tetapi, dikarenakan adanya perang pemikiran yang menyerang akidah tersebut dan faktor-faktor dekadensi moral yang menyerang masyarakatnya sebagai akibat dari jauhnya mereka dari kultur dan ajaran-ajaran langit, akidah tersebut akan kehilangan fungsi, dan ia akan kehilangan rasa solidaritas sosial dalam praktek kehidupan sehari-hari.

Yang harus diperhatikan dalam hal ini adalah :

Pertama, mengenalkan setiap individu muslim dengan akidah yang benar lewat sumber-sumbernya yang bersih dan suci.

Kedua, meyakinkannya akan kebenaran akidah yang dimiliki, validitas akidah tersebut untuk dipromosikan di zaman modern ini dan keunggulannya secara mutlak atas akidah-akidah yang lain.

Ketiga, berusaha untuk memulihkan kembali peran akidah dalam membina manusia muslim supaya akidah tersebut merasuk ke dalam sanubarinya berbentuk sebuah iman yang kokoh, perilaku yang baik dan akhlak yang terpuji dalam perangainya sehari-hari, sebagaimana akidah tersebut telah mempengaruhi cara hidup muslimin terdahulu dan orang-orang yang mengikuti jejak mereka.

Untuk merealisasikan tujuan ini, kami angkat pembahasan yang meliputi peranan akidah dalam membina manusia, baik secara pemikiran, tata cara kehidupan sosial dan kejiwaan, dan refleksi-refleksinya terhadap etika dan perilaku seorang muslim ini ke permukaan. Dan di dalam buku ini kami juga memaparkan peran Ahlul Bayt a.s. yang besar dalam memelihara akidah dan memerangi usaha-usaha (sebagian orang) yang ingin melupakan muslimin (terhadap arti hidup) yang sedang menimpa masyarakat muslim dalam dunia politik di masa kini.

Patut disinggung di sini, dalam pembahasan ini kami mengikuti metode naqli dan bersandarkan kepada referensi-referensi Islam.

Dari Allahlah kami memohon bantuan dan taufik.

Jumat, 22 Januari 2010

AQIDAH ADALAH KEBUTUHAN MANUSIA

Aqidah merupakan bentuk keseluruhan tentang diri manusia yang secara asasi dan prinsipil membedakan manusia dengan mahluk-mahluk lainnya.

Sesungguhnya binatang (mahluk) yang paling buruk disisi Allah ialah orang-orang karena mereka tidak beriman”. (Q.S. 8:55)

Dalam kehidupan manusia, aqidah merupakan dasar hidup (fondasi) untuk mendirikan bangunan (beramal). Semakin tinggi bangunan yang akan didirikan, semakin kokoh pula fondasi yang dibuat. Jika fondasinya lemah, bangunan akan cepat ambruk. Dan akhirnya tidak ada bangunan tanpa fondasi. (Q.S. Ibrahim (24):24-27).

 

Seperti kontraktor, membangun gedung bertingkat, fondasinya harus kuat agar tidak cepat hancur dan mengecewakan pemiliknya. Penguasa harus menguasai landasan etika berdagang agar tidak mengalami kerugian. Demikian juga manusia agar hidupnya sukses dan tahan dalam menghadapi setiap dinamika kehidupan maka dituntut memiliki pegangan yang kuat (aqidah).

 

Karena aqidah adalah fondasi, maka aqidah merupakan kebutuhan dasar manusia untuk meluruskan fitrah serta mengaktualisasikan misi kemanusiaan. Manusia tanpa iman akan kehilangan harkat dan martabatnya sebagai mahluk yang mulia. Bahkan menurut kitab suci, manusia yang demikian akan kehilangan eksistensi dasar nilai manusia kemanusiaan (iman dan amal shaleh).

 

Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya, kemudian Kami kembalikan dia ketempat yang serendah-rendahnya (neraka), kecuali mereka yang beriman dan beramal shaleh; maka bagi mereka pahala yang melimpah”. (Q.S. 95:4-9).

 

“Dan Sungguh Kami (Tuhan) telah memuliakan anak cucu Adam (Umat manusia), dan Kami bawa (kembangkan) mereka di daratan dan lautan”. (Q.S. 17:70).

 

Jika kita perhatikan kembali lebih seksama urutan keterangan dalam kitab Suci, kita dapat menyimpulkan bahwa, manusia menurut kejadian atau asal Fitrahnya adalah mahluk mulia. Tetapi karena berbagai hal yang muncul akibat kelemahannya sendiri manusia selalu terancam kemungkinan mengalami kemerosotan harkat dan martabatnya sehingga menjadi mahluk yang paling hina.

 

Manusia akan terselamatkan dari kemungkinan kemerosotan harkat dan martabat kemanusiaan kalau ia mempunyai semangat Ketuhanan (rabbaniyyah atau ribbiyyah) dan berbuat baik kepada manusia. (Q.S. (3:79), (3:146)).

 

Dalam pengalaman sejarah kemanusiaan, banyak pemerkosaan hak-hak manusia, kediktatoran, kesewenang-wenangan antar sesama mahluk sosial. Tindakan tersebut tidak disemangati nilai Ke-Tuhanan dan kemanusiaan, seperti Fir’un dan Qarun (kedua orang ini adalah tiran, diktator, dan kapitalistik).

 

Dari sudut penglihatan inilah kita juga dapat menafsirkan kedatangan Rasul-rasul dan Nabi-nabi, yaitu untuk memimpin umat manusia melawan kenistaanya dan mengemansipasi harkat dan martabatnya sebagai mahluk mulia.

 

Kejatuhan manusia itu terlambangkan dalam terusirnya Adam dan Istrinya dari surga karena melanggar larangan Tuhan. Adam dan istrinya terangkat hanya setelah Adam menerima pengajaran Tuhan dan bertaubat (2:35-37) yaitu pengajaran tentang hidup beriman dan beramal shaleh.

 

Perkataan “iman”, harus diikuti dengan perkataan “amanah”, kedua perkataan tersebut muara akhirnya (tujuannya) adalah menjadi “Aman” (hidup sejahtera/bahagia). Jadi iman itu bukan sekedar percaya, akan tetapi konsekwensinya adalah melaksanakan “amanah” (kepercayaan) ketuhanan (amal shaleh). Perpaduan dan kesatuan iman dan amanah itu akan menyebabkan diri manusia merasa aman, merasa Islam (ketenangan dan kedamaian). Lihat padanan Istilah dibawah ini:

Iman + Amanah = Aman

Iman + Islam = Ihsan

Iman yang demikian itu terkandung pengertian sikap atau pandangan hidup kepasrahan menyandarkan diri (tawakal) kepada Tuhan dan kembali (ruju’ atau inabah) kepada-Nya. (Q.S. (39:54), (89:28). Memang salah satu wujud rasa iman adalah sikap hidupa yang memandang Tuhan sebagai tempat menyandarkan diri, menggantungkan harapan, berdo’a, berdzikir, bersyukur dan lain sebagainya. Karena Allah ash shamad (Allah adalah Tuhan yang bergantung kepada-Nya segala sesuatu. (Q.S. 112:2)

 

Contohnya:: kalau kita ingin sukses belajar, tidak perlu pergi ke dukun, tidak perlu meramalkan nasib. Kita harus mengikuti hukum kesuksesan (belajar, bekerja, dan berdo’a). Jangan sampai kita berdo’a tanpa keja.

 

Oleh karena itu konsistensinya iman ialah “khusnuzhzan” (khusnal zhanzz, baik sangka yakni sikap optimis) kepada Tuhan (Q.S. (12:87), (3:153)), serta kemantapan kepada-Nya sebagai Yang Maha Suci, Maha Kasih dan menyayangi seluruh ciptaanya-Nya tanpa diskriminasi. Justru sifat rahmah (keramahan dan kerahiman), disamping pengetahuan (‘ilm) adalah sifat Tuhan yang paling komprehensif dan serba meliputi, (QS. (6:12), (7:156), (40:7)).

 

Contohnya orang yang beriman dan tidak beriman oleh Allah juga diberi kehidupan dan diberi rizki melaui usahanya. Binatang dari yang kecil, yang besar serta yang bermanfaat dan yang dilarang dimakan juga diberi kehidupan. Ini semua menunjukkan sifat keramahan Allah lebih besar.

Misalnya jika permohonan do’a kita belum terkabulkan, jangan menuduh yang macam-macam kepada Tuhan mungkin cara berdo’a kita kurang benar, kurang serius serta melebihi kapasitas diri. Kalau permohonan kita dikabulkan sedangkan kita tidak siap menerimanya maka akan berimplikasi negatif. Bukankah Tuhan Maha Mengetahui dan mengabulkan setiap permohonan.

 

Keimanan merupakan suatu yang inhern pada manusia, dengan kata lain secara alamiah bahwa manusia itu cenderung kepada kebenaran Allah, karena setiap calon manusia di kala masih berada dalam kandungan telah mengadakan perjanjian premodial untuk mengakui Allah sebagai Tuhannya (Q.S. 7:172). Fitrah adalah sesuatu yang ada di dalam diri manusia. Fitrah itu membuat manusia itu berkeinginan suci dan secara kodrati cenderung kepada kebenaran (Hanief).

Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah); tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tidak ada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui”. (Q.S. 30:30).

 

Jadi iman itu harus dipertahankan melalui perjuangan yang sungguh-sungguh, sebab iman bisa bertahan, bertambah, berkurang dan bisa lepas (hilang) dari diri seseorang.

Dan mereka yang berjuang dijalan Ku (kebenaran), maka pasti aku tunjukkan jalannya (mencapai tujuan) sesungguhnya Tuhan itu cinta kepada orang-orang yang selalu berbuat baik”. (Q.S. 30:30).

 

Dengan demikian kita semakin tahu dan mengeri betapa pentingnya mempertahankan harkat dan martabat kita dengan memiliki aqidah Islamiah, agar tidak jatuh kelembah yang hina, nista dan kehilangan fitrah kemanusiaan. Aqidah itulah yang menjadikan manusia sempurna, manusia utuh, manusia yang tidak memiliki kepribadian yang pecah dalam menatap kehidupan.

BEBERAPA MACAM CARA MENYUSUN MAKALAH PART II

Penemuan kedua :: teman !!

Abstrak/kata pengantar

daftar isi/daftar tabel (gambar)

Bab 1 : Pendahuluan
Latar belakang masalah
Fenomena yang terjadi terkait permasalahan yang ditulis
(kalau utk skripsi/tesis ditambahkan dengan fokus permasalahan dan maksud dan tujuan penulisan)

Bab 2 : Landasan teori/kerangka teori
Teori dan konsep kunci
(utk skripsi/tesis ditambahkan dgn definisi operasional variabel/hipotesis, Populasi, Model berpikir/kerangka Penelitian dan Pertanyaan Penelitian)

Bab 3.
untuk makalah biasa berisi analisis atau kajian dari makalah yang dimaksud
(sedangkan utk tesis/skripsi, bab 3 adalah metodologi penelitian yang berisi: Metode penelitian, tehnik pengumpulan dan analisis data)

Bab 4.
utk makalah: kesimpulan dan saran (rekomendasi)
sedangkan utk tesis/skripsi:
analisis/kajian/pembahasan hasil penelitian

Bab 5. Kesimpulan dan saran (rekomendasi)

Non bab/lampiran:
Daftar pustaka
instrumen penelitian (angket/pedoman wawancara)

BEBERAPA MACAM CARA MENYUSUN MAKALAH PART I

Penemuan pertama :: makalah-di.blogspot.com

KATA PENGANTAR

 

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

 

Makalah ini disusun agar pembaca dapat mengetahui seberapa besar pengaruh perpustakaan sekolah terhadap mutu pendidikan yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber. Makalah ini di susun oleh penyusun dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Tuhan akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

 

Makalah ini memuat tentang “Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dan sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

 

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada guru/dosen pembimbing yang telah banyak membantu penyusun agar dapat menyelesaikan makalah ini.

 

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun mohon untuk saran dan kritiknya. Terima kasih.

 

Penulis

 

 

DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

 

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

B. IDENTIFIKASI MASALAH

C. PEMBATASAN MASALAH.

D. PERUMUSAN MASALAH.

 

BAB II PEMBAHASAN

A. TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH.

B. FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.

C. SUMBANGAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH.

 

BAB III PENUTUP

A. SIMPULAN

B. SARAN

 

Daftar Pustaka.

 

 

 

BAB I

PENDAHULUAN

 

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Ilmu pengetahuan dan teknologi selalu berkembang dan mengalami kemajuan, sesuai dengan perkembangan zaman dan perkembangan cara berpikir manusia. Bangsa Indonesia sebagai salah satu negara berkembang tidak akan bisa maju selama belum memperbaiki kualitas sumber daya manusia bangsa kita. Kualitas hidup bangsa dapat meningkat jika ditunjang dengan sistem pendidikan yang mapan. Dengan sistem pendidikan yang mapan, memungkinkan kita berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

 

Dalam UUD 1945 disebutkan bahwa negara kita ingin mewujudkan masyarakat yang cerdas. Untuk mencapai bangsa yang cerdas, harus terbentuk masyarakat belajar. Masyarakat belajar dapat terbentuk jika memiliki kemampuan dan keterampilan mendengar dan minat baca yang besar. Apabila membaca sudah merupakan kebiasaan dan membudaya dalam masyarakat, maka jelas buku tidak dapat dipisahkan dari kehidupan sehari-hari dan merupakan kebutuhan pokok yang harus dipenuhi.

 

Dalam dunia pendidikan, buku terbukti berdaya guna dan bertepat guna sebagai salah satu sarana pendidikan dan sarana komunikasi. Dalam kaitan inilah perpustakaan dan pelayanan perpustakaan harus dikembangkan sebagai salah satu instalasi untuk mewujudkan tujuan mencerdaskan kehidupan bangsa. Perpustakaan merupakan bagian yang vital dan besar pengaruhnya terhadap mutu pendidikan.

 

Judul makalah ini sengaja dipilih karena menarik perhatian penulis untuk dicermati dan perlu mendapat dukungan dari semua pihak yang peduli terhadap dunia pendidikan.

 

B. IDENTIFIKASI MASALAH (LATAR BELAKANG)

Sesuai dengan judul makalah ini “Pengaruh Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah”, terkait dengan pelaksanaan program pendidikan di sekolah dan fungsi serta sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program tersebut.

Berkaitan dengan judul tersebut, maka masalahnya dapat diidentifikasi sebagai berikut :

1. Bagaimana peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah

2. Bagaimana cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ?

 

C. PEMBATASAN MASALAH.

Untuk memperjelas ruang lingkup pembahasan, maka masalah yang dibahas dibatasi pada masalah :

a. Peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah;

b. Cara-cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah.

 

D. Perumusan Masalah.

Berdasarkan latar belakang dan pembatasan masalah tersebut, masalah-masalah yang dibahas dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimana deskripsi peran perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah ?

2. Bagaimana deskripsi cara agar perpustakaan sekolah benar-benar dapat meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ?

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

 

Perpustakaan merupakan bagian intergral dari lembaga pendidikan sebagai tempat kumpulan bahan pustaka, baik berupa buku maupun bukan buku.

Sesuai dengan judul makalah ini, pembahasan meliputi tujuan perpustakaan, fungsi perpustakaan dan sumbangan perpustakaan terhadap pelaksanaan program pendidikan.

 

A. TUJUAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH.

Tujuan utama penyelenggaraan perpustakaan sekolah adalah meningkatkan mutu pendidikan bersama-sama dengan unsur-unsur sekolah lainnya. Sedangkan tujuan lainnya adalah menunjang, mendukung, dan melengkapi semua kegiatan baik kurikuler, ko-kurikuler dan ekstra kurikuler, di samping dimaksudkan pula dapat membantu menumbuhkan minat dan mengembangkan bakat murid serta memantapkan strategi belajar mengajar.

Namun secara operasional tujuan perpustakaan sekolah bila dikaitkan dengan pelaksanaan program di sekolah, diantaranya adalah :

1. Memupuk rasa cinta, kesadaran, dan kebiasaan membaca.

2. Membimbing dan mengarahkan teknik memahami isi bacaan.

3. Memperluas pengetahuan para siswa.

4. Membantu mengembangkan kecakapan berbahasa dan daya pikir para siswa dengan menyediakan bahan bacaan yang bermutu.

5. Membimbing para siswa agar dapat menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

6. Memberikan dasar-dasar ke arah studi mandiri.

7. Memberikan kesempatan kepada para siswa untuk belajar bagaimana cara menggunakan perpustakaan dengan baik, efektif dan efisien, terutama dalam menggunakan bahan-bahan referensi.

8. Menyediakan bahan-bahan pustaka yang menunjang pelaksaanan program kurikulum di sekolah baik yang bersifat kurikuler, kokurikuler, maupun ekstra kurikuler.

 

B. FUNGSI PERPUSTAKAAN SEKOLAH.

Berdasarkan tujuan perpustakaan sekolah, maka dapat dirumuskan beberapa fungsi perpustakaan, sebagai berikut :

1. Fungsi Edukatif.

Yang dimaksud dengan fungsi edukatif adalah perpustkaan menyediakan bahan pustaka yang sesuai dengan kurikulum yang mampu membangkitkan minat baca para siswa, mengembangkan daya ekspresi, mengembangkan kecakapan berbahasa, mengembangkan gaya pikir yang rasional dan kritis serta mampu membimbing dan membina para siswa dalam hal cara menggunakan dan memelihara bahan pustaka dengan baik.

 

2. Fungsi Informatif.

Yang dimaksud dengan fungsi informatif adalah perpustakaan menyediakan bahan pustaka yang memuat informasi tentang berbagai cabang ilmu pengetahuan yang bermutu dan uptodate yang disusun secara teratur dan sistematis, sehingga dapat memudahkan para petugas dan pemakai dalam mencari informasi yang diperlukannya.

 

3. Fungsi Administratif

Yang dimaksudkan dengan fungsi administratif ialah perpustakaan harus mengerjakan pencatatan, penyelesaian dan pemrosesan bahan-bahan pustaka serta menyelenggarakan sirkulasi yang praktis, efektif, dan efisien.

4. Fungsi Rekreatif.

Yang dimaksudkan dengan fungsi rekreatif ialah perpustakaan disamping menyediakan buku-buku pengetahuan juga perlu menyediakan buku-buku yang bersifat rekreatif (hiburan) dan bermutu, sehingga dapat digunakan para pembaca untuk mengisi waktu senggang, baik oleh siswa maupun oleh guru.

5. Fungsi Penelitian

Yang dimaksudkan dengan fungsi penelitian ialah perpustakaan menyediakan bacaan yang dapat dijadikan sebagai sumber / obyek penelitian sederhana dalam berbagai bidang studi.

 

C. SUMBANGAN PERPUSTAKAAN TERHADAP PELAKSANAAN PROGRAM PENDIDIKAN DI SEKOLAH.

Bila diperhatikan secara jenih, maka perpustakan sekolah sesungguhnya memberikan sumbangan terhadap pelaksanaan program pendidikan di sekolah. Sumbangan / peranan perpustakaan antara lain :

1. Perpustakaan merupakan sumber ilmu pengetahuan dan pusat kegiatan belajar.

2. Perpustakaan merupakan sumber ide-ide baru yang dapat mendorong kemauan para siswa untuk dapat berpikir secara rasional dan kritis serta memberikan petunjuk untuk mencipta.

3. Perpustakaan akan memberikan jawaban yang cukup memuaskan bagi para siswa, sebagai tuntutan rasa keingintahuan terhadap sesuatu, benar-benar telah terbangun.

4. Kumpulan bahan pustaka (koleksi) di perpustakaan memberika kesempatan membaca bagi para siswa yang mempunyai waktu dan kemampuan yang beraneka ragam.

5. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa untuk mempelajari cara mempergunakan perpustakaan yang efisien dan efektif.

6. Perpustakaan akan membantu para siswa dalam meningkatkan dalam kemampuan membaca dan memperluas perbendaharaan bahasa.

7. Perpustakaan dapat menimbulkan cinta membaca, sehingga dapat mengarahkan selera dan apresiasi siswa dalam pemilihan bacaan.

8. Perpustakaan memberikab kepuasan akan pengetahuan di luar kelas.

9. Perpustakaan merupakan pusat rekreasi yang dapat memberikan hiburan yang sehat.

10. Perpustakaan memberikan kesempatan kepada para siswa dan guru untuk mengadakan penelitian.

11. Perpustakaan merupakan batu loncatan bagi para siswa untuk melanjutkan kebiasaan hidup membaca di sekolah yang lebih tinggi.

12. Kegairahan / minat baca siswa yang telah dikembangkan melalui perpustakaan sangat berpengaruh positif terhadap prestasi belajarnya.

13. Bila minat membaca sudah tumbuh dan berkembang pada diri siswa, maka perpustakaan juga dapat mengurangi jajan anak, yang ini biasanya dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan anak.

14. Bahkan perpustakaan juga bagi anak-anak dapat menjauhkan diri dari tindakan kenakalan, yang bisa menimbulkan suasana kurang sehat dalam hubungan berteman diantara mereka.

 

BAB III

PENUTUP

 

A. SIMPULAN

Berdasarkan uraian bahasan “Peranan Perpustakaan Sekolah terhadap Mutu Pendidikan di Sekolah” dapat disimpulkan bahwa :

1. Peranan perpustakaan sangat menunjang prestasi pendidikan di sekolah.

2. Perpustakaan sangat penting dan harus ada pada setiap sekolah di semua jenjang pendidikan.

3. Pengelolaan perpustakaan harus dilaksanakan sesuai dengan tujuan dan fungsinya

 

B. SARAN

Bertolak dari peranan perpustakaan yang begitu banyak sumbangsihnya dalam pelaksanaan program pendidikan di sekolah, penyusun memberikan saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya perpustakaan dikelola sesuai dengan tujuan dan fungsinya.

2. Peran pengelola perpustakaan / pustakawan yang profesional hendaknya mendapatkan bekal yang cukup sehingga menjadi pustakawan yang handal dan profesional.

DAFTAR PUSTAKA

 

- Buku Pendidikan Kewarganegaraan

بسم الله الرحمن الرحيم

may d peace, d Mercy and d blessing of Allah be upon you

Amien Amien Amien

say :: first of all